Solo Traveling ke Yogyakarta
Untuk pertama kalinya aku berpergian seorang diri ke Yogyakarta. Awalnya hanya berniat melakukan interview sebagai volunteer salah satu event tahunan komunitas pecinta film di Yogyakarta. Rasanya sayang sekali sudah jauh-jauh pergi seorang diri dari Bandung ke Yogyakarta hanya untuk interview. Untuk aku, berpergian seorang diri memiliki nilai lebih karena dapat lebih menikmati perjalanan tentunya tanpa perlu menyesuaikan selera ataupun jadwal dengan yang lain.
Pada hari kamis malam tanggal 3 Oktober 2019, perjalanan dimulai dari Stasiun Kiaracondong dengan menaiki kereta pukul 21.00 WIB, akan sampai Stasiun Kutoarjo pukul 04.31 WIB. Perjalanan ini kurang lebih memakan waktu sekitar 7 jam. Kereta ekonomi ini tempat duduknya sangat tegap. Maka dari itu perlu sewa bantal yang disediakan oleh PT. KAI agar dapat beristirahat selama perjalanan walaupun hanya bersandar.
Selama perjalanan di dalam kereta tersedia beragam macam makanan yang dijual oleh PT. KAI. Namun, menurutku makanan di dalam kereta terlalu mahal apabila berniat menghemat pengeluaran selama perjalanan. Ada pop mie seharga Rp. 10.000 rasanya sudah cukup mengganjel isi perut. Membawa bekal makanan sebelum memulai perjalanan dengan kereta mungkin dapat menjadi alternatif menghemat uang.
Ada alternatif selain menaiki kereta Kutojaya Selatan yang berhenti di Kutoarjo, bisa juga menaiki kereta yang langsung berhenti di Stasiun Lempuyangan (Yogyakarta). Karena aku pergi seorang diri dan ingin mengunjungi Kutoarjo, akhirnya memutuskan untuk transit di Kutoarjo dan kemudian naik kembali kereta lokal ke Yogyakarta. Setelah sampai di Kutoarjo, aku memiliki waktu sekitar 1 jam untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta dengan menaiki kereta lokal, kereta lokal ini bernama kereta PRAMEKS, singkatan dari Prambanan Ekspres.
Pukul 06.00 WIB kereta PRAMEKS tiba di Stasiun Kutoarjo. Perjalanan sepanjang Kutoarjo menuju Stasiun Yogyakarta menurutku sangat memuaskan, sepanjang perjalanan disuguhi oleh hamparan sawah yang luas dan perkebunan milik warga, terlebih lagi kereta lokal PRAMEKS ini sangat unik, berbeda dengan kereta lokal di Bandung.
Tiba di Stasiun Yogyakarta pada pukul 07.12 WIB. Tidak ada angkutan umum seperti angkot yang ada di Bandung, di Yogyakarta aku diharuskan menaiki Trans Jogja apabila akan melakukan perjalanan, dengan merogoh kocek Rp. 3.500 sudah dapat keliling Jogja. Aplikasi angkutan online juga dapat digunakan di Yogyakarta.
Sesampainya di tempat tinggal temanku, aku beristirahat sejenak sebelum menuju lokasi interview. Saat dilokasi interview, aku berkenalan dengan seorang teman yang berasal dari Malang yang kebetulan pergi seorang diri juga, kami sepakat untuk pergi jalan-jalan di esok hari. Kami mengunjungi Kampung Wisata Taman Sari dan Candi Prambanan. Kami juga sempat mencoba gudeg khas Yogyakarta yaitu Gudeg Yu Djum.
3 & 4 OKTOBER 2019
Stasiun Kiaracondong - Stasiun Kutoarjo (Kereta Kutojaya Selatan) Rp. 62.000
Stasiun Kutoarjo - Stasiun Yogyakarta (Kereta PRAMEKS) Rp. 8.000
Malioboro - UGM (Trans Jogja) Rp. 3.500
Soto ayam @UGM Rp. 13.000
Gudeg @Malioboro Rp. 23.000
Grab bike Malioboro - UGM Rp. 12.000
5 OKTOBER 2019
Kampung Wisata Taman Sari Rp. 15.000
Candi Prambanan Rp. 50.000
Bensin motor Rp. 20.000
Gudeg Yu Djum Rp. 23.000
Bakso @UGM Rp. 10.000
6 OKTOBER 2019
Grab bike UGM - Stasiun Yogyakarta Rp. 12.000
Stasiun Yogyakarta - Stasiun Kutoarjo (Kereta PRAMEKS) Rp. 8.000
Stasiun Kutoarjo - Stasiun Kiaracondong (Kereta Kutojaya Selatan) Rp. 62.000
TOTAL: Rp. 321.500
Biaya diatas belum termasuk biaya pengeluaran yang lain seperti buah tangan dan belanja, apalagi kalau sewa penginapan dan sewa kendaraan sudah pasti uang yang perlu disiapkan tidak cukup hanya Rp. 400.000.
Comments
Post a Comment